
Sumber: merdeka.com
Konten Bebas – Seorang remaja berusia 16 tahun berinisial AN mengalami kondisi kritis setelah terkena tembakan saat terjadi tawuran di Jembatan Ogan Kertapati, Palembang, pada Selasa (4/3). Insiden ini mengundang perhatian aparat kepolisian yang hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelaku penembakan.
Peristiwa ini bermula ketika kelompok remaja yang terlibat dalam tawuran saling menyerang di lokasi kejadian. Di tengah aksi bentrokan tersebut, suara letusan senjata api terdengar, yang langsung menyebabkan kepanikan di antara para pelaku tawuran. Mereka segera membubarkan diri, meninggalkan AN yang terkapar dengan luka tembak di bagian pinggulnya.
Beberapa teman AN yang masih berada di lokasi segera berupaya menyelamatkannya dengan membawanya ke rumah sakit. Tim medis yang menangani korban langsung melakukan operasi untuk mengangkat proyektil yang bersarang di tubuhnya. Setelah berhasil dikeluarkan, proyektil tersebut kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian sebagai bagian dari proses penyelidikan lebih lanjut.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Suggihartono, menyampaikan bahwa korban mengalami luka tembak di pinggul, yang diduga berasal dari senjata api yang digunakan dalam tawuran. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti serta keterangan saksi untuk mengidentifikasi lebih jelas terkait asal-usul tembakan tersebut.
Pihak kepolisian masih mendalami berbagai kemungkinan terkait insiden ini. Sampel proyektil yang ditemukan di tubuh korban tengah dianalisis untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan. Selain itu, polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian guna mencari titik terang dalam kasus ini.
Hingga saat ini, kondisi AN masih dalam pemantauan medis di rumah sakit. Meskipun operasi telah berhasil dilakukan, pemulihannya membutuhkan waktu serta perawatan intensif. Pihak keluarga berharap agar kepolisian dapat segera menemukan pelaku dan mengungkap motif di balik penembakan tersebut.
Sementara itu, aparat kepolisian juga berupaya untuk menentukan apakah insiden ini murni terjadi akibat tawuran atau ada unsur lain yang lebih bersifat pribadi. Dugaan mengenai keterlibatan pihak lain di luar kelompok tawuran masih menjadi salah satu fokus penyelidikan.
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat, terutama para remaja, mengenai bahaya tawuran yang sering kali berujung pada kekerasan dan korban jiwa. Aparat keamanan berencana untuk meningkatkan patroli di wilayah-wilayah yang rawan terjadinya bentrokan antar kelompok, guna mencegah insiden serupa terjadi di kemudian hari.
Tawuran di kalangan remaja bukanlah permasalahan baru, namun penggunaan senjata api dalam aksi semacam ini tentu semakin memperburuk situasi. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap peredaran senjata ilegal yang dapat dengan mudah digunakan dalam konflik antar kelompok.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika memiliki informasi yang dapat membantu mengungkap pelaku penembakan. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, diharapkan kasus ini bisa segera terselesaikan dan menjadi peringatan bagi generasi muda agar menjauhi kekerasan dalam bentuk apa pun.