Sumber: antaranews.com
Konten Bebas – Dalam upaya memperluas ekspor produk perikanan ke Amerika Serikat (AS), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di AS melalui Atase Perdagangan (Atdag) Washington D.C. mengadakan pertemuan dengan importir produk makanan laut Charoen Pokphand Foods (CPF). Pertemuan yang berlangsung di Columbia, Maryland, ini bertujuan untuk membahas potensi kerja sama dalam meningkatkan ekspor kakap merah asal Indonesia.
Menurut keterangan resmi yang dirilis di Jakarta pada Kamis, Atdag Washington D.C., Ranitya Kusumadewi, menyatakan bahwa Indonesia memiliki hasil laut yang berlimpah, salah satunya adalah ikan kakap merah. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan peluang Indonesia untuk menjadi pemasok utama kakap merah di pasar AS dapat semakin meningkat.
Tren permintaan produk makanan laut di AS mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sejalan dengan tren tersebut, CPF sebagai salah satu importir besar di AS, saat ini tengah memperluas ragam produknya. Selain kakap merah, perusahaan ini juga berupaya meningkatkan impor produk lainnya seperti tuna, cumi-cumi, dan tilapia.
Permintaan kakap merah di AS dari CPF sendiri tercatat sekitar 20 kontainer per bulan dan terus mengalami peningkatan. Potensi transaksi tahap awal untuk komoditas ini diperkirakan mencapai 2,5 juta dolar AS per tahun. Untuk mendukung realisasi ekspor ini, pihak Indonesia akan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait guna mencari pemasok potensial yang sesuai dengan standar CPF.
Indonesia disebut memiliki peluang besar dalam memasok kakap merah ke AS karena ikan jenis ini hanya tersedia di perairan tropis, seperti Brasil dan Indonesia. Namun, pasokan dari Brasil cenderung bersifat musiman, sehingga Indonesia memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan sepanjang tahun. Selain itu, permintaan kakap merah di AS terus meningkat, terutama untuk memenuhi kebutuhan bisnis restoran. Tekstur daging yang lembut dan rasa yang khas membuat kakap merah semakin diminati karena mampu menyerap bumbu dengan baik.
Dalam diskusi yang berlangsung, potensi produk makanan laut lainnya dari Indonesia juga dibahas. Beberapa di antaranya adalah tuna, kerapu, nila, dan cumi-cumi yang memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar AS.
Sebagai bagian dari strategi pemasaran, perwakilan Indonesia di AS sepakat untuk menghubungkan CPF dengan peserta dari Indonesia dalam ajang Seafood Expo North America (SENA) yang akan berlangsung pada 16-18 Maret 2025 di Boston, Massachusetts.
Persiapan untuk SENA 2025 juga telah dilakukan melalui koordinasi antara KBRI Washington D.C. dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Melalui pameran ini, importir di AS diharapkan dapat langsung bertemu dengan calon pemasok dari Indonesia serta mempercepat kerja sama dagang yang lebih luas.
Sebagai informasi, AS merupakan importir produk perikanan terbesar di dunia dengan nilai impor mencapai 21 miliar dolar AS pada tahun 2024. Angka ini setara dengan 15 persen dari total impor perikanan dunia. Produk perikanan yang paling banyak diimpor oleh AS antara lain udang, salmon, tuna, dan ikan berdaging putih (whitefish).
Sementara itu, Indonesia saat ini menempati posisi ke-7 sebagai negara pemasok produk perikanan ke AS dengan pangsa pasar sebesar 5,5 persen atau senilai 1,15 miliar dolar AS. Beberapa negara lain yang menjadi pemasok utama produk perikanan ke AS antara lain:
- Cile dengan pangsa pasar 16,2 persen
- Kanada sebesar 15 persen
- India sebesar 9,5 persen
- Ekuador dengan pangsa 6,7 persen
- Norwegia sebesar 6,6 persen
Dengan potensi pasar yang terus berkembang, peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor makanan laut, khususnya kakap merah, sangatlah besar. Kolaborasi dengan importir besar seperti CPF, serta partisipasi dalam ajang perdagangan internasional seperti SENA 2025, diharapkan dapat semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perikanan global.
