8 Agustus 2025
Remaja 16 Tahun Ditangkap Terkait Ancaman Kekerasan terhadap Masjid di Sydney

Sumber: antaranews.com

Konten Bebas – Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun telah ditangkap oleh kepolisian Australia atas dugaan keterlibatannya dalam ancaman kekerasan daring yang menargetkan sebuah masjid di Sydney. Pihak berwenang menyatakan bahwa ancaman tersebut memiliki kaitan dengan aksi terorisme, yang merujuk pada peristiwa pembantaian di Christchurch, Selandia Baru, pada tahun 2019.

Insiden ini bermula ketika sebuah unggahan di akun Instagram masjid tersebut pada hari Senin mendapat komentar berisi ancaman. Akun yang diduga milik pelaku mengancam akan melakukan serangan yang disebut sebagai “Christchurch 2.0” terhadap masjid yang berlokasi di Edmondson Park, Sydney bagian barat. Ancaman tersebut menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat Muslim setempat.

Setelah melakukan investigasi, kepolisian berhasil menangkap remaja tersebut di Eaton, sebuah kota yang terletak di barat daya Australia Barat. Dalam keterangannya, Kepolisian Australia Barat mengungkapkan bahwa tersangka menunjukkan kesediaan untuk bekerja sama dalam proses penyelidikan.

Sementara itu, Kepolisian New South Wales (NSW) mengonfirmasi bahwa penyelidikan telah dimulai segera setelah ancaman tersebut dilaporkan pada hari Senin. Berdasarkan hasil investigasi awal, ancaman tersebut dipastikan berasal dari luar negara bagian NSW. Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap masyarakat, sehingga warga diharapkan tetap tenang dan tidak panik.

Masjid yang menjadi target ancaman, Australian Islamic House, baru saja dibuka menjelang bulan suci Ramadan pada Jumat sebelumnya. Sejak peresmiannya, ratusan jemaah telah mendatangi tempat ibadah tersebut.

Presiden Australian Islamic House, Mazhar Hadid, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya berharap otoritas berwenang dapat menangani ancaman tersebut dengan tingkat urgensi yang tinggi. Keamanan dan kenyamanan para jemaah, menurutnya, harus menjadi prioritas utama.

Di sisi lain, Aliansi Warga Australia untuk Muslim dan Dewan Imam Nasional Australia turut menyampaikan rasa khawatir mereka. Kedua lembaga ini menyatakan bahwa insiden ancaman tersebut menimbulkan keresahan mendalam terhadap keselamatan umat Muslim di Sydney.

Menanggapi situasi ini, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menegaskan bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas ancaman tersebut harus menghadapi konsekuensi hukum secara penuh. Menurutnya, tindakan yang bernuansa kebencian seperti ini tidak memiliki tempat di Australia. Ia juga menegaskan bahwa segala bentuk rasisme dan Islamofobia tidak akan ditoleransi di negara tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, melalui sebuah unggahan di platform X, menyatakan bahwa pemerintahannya bersama kepolisian tengah menangani kasus ini dengan sangat serius. Ia memastikan bahwa segala upaya akan dilakukan demi menjamin keamanan tempat ibadah serta masyarakat luas.

Dengan adanya ancaman seperti ini, pihak berwenang diharapkan dapat terus meningkatkan pengawasan dan tindakan preventif untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang. Keamanan beribadah bagi seluruh umat beragama harus dijaga, sehingga kebebasan beragama di Australia tetap terjamin tanpa rasa takut dan ancaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *