11 Agustus 2025
JD Vance dan Donald Trump Kritik Penanganan Perang Ukraina

Sumber: politico.com

Konten Bebas – Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, mengungkapkan pandangan pesimistisnya terhadap konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia. Menurut Vance, kemenangan Ukraina dalam menghadapi Rusia dianggap mustahil, bahkan setelah tiga tahun sejak awal invasi dimulai.

Pernyataan tersebut disampaikan Vance melalui platform media sosial X pada Kamis lalu. Ia mengungkapkan keyakinan bahwa konflik ini tidak akan pernah terjadi jika saat itu Amerika Serikat dipimpin oleh Donald Trump. Ia menegaskan bahwa selama tiga tahun terakhir, dirinya bersama Trump telah mengedepankan dua argumen utama. Pertama, jika Trump masih menjabat sebagai presiden, konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina tidak akan pernah pecah. Kedua, baik pemerintahan Presiden Joe Biden, negara-negara Eropa, maupun Ukraina sendiri, dinilai tidak memiliki strategi yang jelas untuk meraih kemenangan.

Vance juga menambahkan bahwa, meskipun Washington memiliki pengaruh besar atas kedua pihak yang terlibat dalam konflik, pemerintahan Trump percaya bahwa perpanjangan peperangan hanya akan membawa dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Dalam pandangannya, konflik yang berkepanjangan ini lebih banyak menciptakan penderitaan daripada solusi yang konstruktif.

Sebelumnya, mantan Presiden Donald Trump turut melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Menurut Trump, Zelenskyy dinilai gagal menjalankan tugasnya dengan baik dalam mengatasi situasi konflik dengan Rusia. Ia bahkan menyebut bahwa kepemimpinan Zelenskyy telah menyebabkan kehancuran besar bagi negaranya, dengan jutaan nyawa yang hilang secara sia-sia akibat ketidakmampuan untuk mengambil langkah diplomasi yang efektif.

Trump menegaskan bahwa tidak mungkin mengakhiri peperangan tanpa adanya dialog dengan kedua belah pihak. Ia mengungkapkan bahwa selama tiga tahun terakhir, komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat sama sekali tidak dilakukan. Trump berpendapat bahwa dialog seharusnya menjadi langkah awal dalam meredakan ketegangan dan mencari solusi damai.

Dalam sebuah pertemuan puncak investasi asing yang diselenggarakan di Miami, Trump menyampaikan harapannya agar segera tercapai kesepakatan gencatan senjata. Ia menekankan pentingnya membangun kembali stabilitas, tidak hanya di Eropa tetapi juga di kawasan Timur Tengah, yang turut merasakan dampak dari ketidakstabilan global ini.

Komentar dari Vance dan Trump memperlihatkan ketidakpuasan dari pihak Republik terhadap kebijakan luar negeri pemerintahan Biden. Kritik ini muncul di tengah ketegangan yang terus berlanjut antara Rusia dan Ukraina, yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Seiring berjalannya waktu, tekanan internasional terhadap Ukraina semakin besar, terutama dari negara-negara Barat yang khawatir akan dampak ekonomi dan politik yang lebih luas akibat konflik tersebut. Di sisi lain, desakan agar Amerika Serikat mengambil peran lebih aktif dalam mendorong diplomasi juga terus menguat.

Pernyataan dari Vance dan Trump menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang signifikan terkait pendekatan penyelesaian konflik. Sementara pemerintahan saat ini terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya, kubu Trump lebih mendorong pendekatan negosiasi dan diplomasi sebagai solusi utama untuk mengakhiri perang.

Situasi ini memperlihatkan betapa rumitnya tantangan yang dihadapi dalam mencapai perdamaian di wilayah tersebut. Di tengah berbagai pandangan yang saling bertentangan, harapan akan adanya gencatan senjata dan stabilitas regional tetap menjadi tujuan utama bagi komunitas internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *