11 Agustus 2025
Yulia Tymoshenko Bela Zelenskyy dari Kritik Trump

Sumber: antaranews.com

Konten Bebas – Pemimpin oposisi Ukraina, Yulia Tymoshenko, menyampaikan pembelaannya terhadap Presiden Volodymyr Zelenskyy setelah ia mendapat kritik dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan tersebut disampaikan pada Rabu (19/2) melalui media sosial, merespons tuduhan Trump yang menyebut Zelenskyy sebagai seorang diktator serta menuduhnya menolak mengadakan pemilihan umum.

Dalam unggahan yang dibuatnya, Tymoshenko menegaskan bahwa menggelar pemilu saat perang masih berlangsung bukan hanya sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, tetapi juga tidak bermoral. Menurutnya, pemilu yang dilakukan dalam situasi seperti ini akan menyebabkan banyak personel militer tidak dapat berpartisipasi, sehingga keabsahan pemilu tersebut akan dipertanyakan.

Ia juga menyatakan bahwa pemilu yang adil hanya dapat dilaksanakan setelah perang berakhir. Menurutnya, tahapan yang benar adalah diawali dengan negosiasi damai, di mana Ukraina harus berperan aktif dalam setiap prosesnya. Setelah perdamaian yang adil tercapai, barulah pemilu yang demokratis bisa diselenggarakan dengan memastikan seluruh warga negara, termasuk militer, memiliki hak untuk berpartisipasi secara penuh.

Sementara itu, Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Zelenskyy melalui platform media sosialnya, Truth Social. Ia menuduh pemimpin Ukraina tersebut sebagai seorang diktator yang enggan mengadakan pemilu dan memperingatkan bahwa jika ia tidak segera bertindak, negaranya akan berada dalam bahaya.

Komentar tersebut muncul beberapa jam setelah Zelenskyy merespons pernyataan Trump sebelumnya yang menyebut bahwa Kyiv seharusnya tidak pernah memulai perang. Dalam tanggapannya, Zelenskyy menyatakan bahwa Trump tampaknya hidup dalam “gelembung disinformasi Rusia” yang telah membuatnya melihat konflik ini dari sudut pandang yang keliru.

Trump sendiri selama ini dikenal sebagai sosok yang mendorong adanya negosiasi damai untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun di Ukraina. Namun, pendekatan yang diusulkannya sering kali tidak melibatkan Kyiv maupun negara-negara Eropa lainnya, yang justru menjadi pihak yang paling terdampak oleh konflik tersebut.

Mantan Presiden AS itu juga mengklaim bahwa upaya negara-negara Eropa dalam membawa perdamaian ke Ukraina telah gagal. Sebaliknya, ia menyatakan bahwa AS memiliki kemampuan untuk menegosiasikan akhir dari konflik ini, meskipun hingga kini tidak ada langkah konkret yang ia paparkan terkait rencana tersebut.

Pernyataan Trump ini memicu reaksi beragam, baik di dalam maupun di luar Ukraina. Pendukung Zelenskyy menilai bahwa mantan Presiden AS tersebut tidak memahami situasi sebenarnya di lapangan, sementara para pengkritiknya menganggap bahwa pemilu tetap harus digelar meskipun dalam kondisi perang.

Namun, bagi Tymoshenko dan banyak pemimpin Ukraina lainnya, prioritas utama saat ini bukanlah politik atau pemilu, melainkan memastikan bahwa negara mereka bisa bertahan dari serangan yang masih terus terjadi. Bagi mereka, upaya untuk mencapai perdamaian harus menjadi fokus utama sebelum membicarakan pemilihan umum yang adil dan demokratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *