9 Agustus 2025
Kerja sama pendanaan antara Indonesia dan Norwegia

Sumber: merdeka.com

Konten Bebas – Menteri Kehutanan Indonesia, Raja Juli Antoni, mengumumkan dimulainya periode kedua dari program Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan. Program ini, yang salah satunya didukung oleh kerja sama pendanaan dengan Norwegia, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh dana guna mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan emisi.

Dalam pertemuan dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, yang berlangsung di Kantor Kementerian Kehutanan di Jakarta, Raja Juli Antoni menyatakan bahwa kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Norwegia di sektor kehutanan telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah pendanaan yang diberikan untuk mendukung berbagai program lingkungan. Menurut Menhut, kerja sama ini sudah terbukti efektif dan akan dilanjutkan, salah satunya dengan dibukanya kembali Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan periode kedua.

Menhut menyampaikan bahwa masyarakat yang ingin memperoleh dana hibah kecil (small grant) dari program ini bisa mengaksesnya dengan mudah melalui situs Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Melalui platform ini, masyarakat dapat mengajukan proposal pendanaan yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan yang mendukung pelestarian hutan dan lingkungan. Menurut Menhut, dana tersebut dapat digunakan oleh para aktivis lingkungan, kelompok pecinta alam, serta masyarakat umum yang memiliki inisiatif untuk menjaga kelestarian alam di Indonesia.

Dana yang tersedia untuk program ini berkisar antara 2.000 hingga 50.000 dolar AS, yang diperuntukkan bagi aksi nyata di tingkat akar rumput. Program ini mendukung berbagai aksi yang berfokus pada perubahan iklim, pengurangan emisi di sektor kehutanan, serta penggunaan lahan yang berkelanjutan. Selain itu, program ini juga mendorong aksi-aksi lingkungan yang lebih luas, seperti ekonomi sirkular. Pendanaan ini memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk mengembangkan inisiatif yang dapat berkontribusi dalam pencapaian target-target keberlanjutan Indonesia.

Sebagai informasi, dana yang disediakan tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan bersumber dari filantropi serta kerja sama internasional, termasuk dukungan dari Pemerintah Norwegia. Sebelumnya, pada Desember 2024, Pemerintah Norwegia telah meluncurkan tahap keempat pendanaan berbasis kontribusi (RBC-4), yang memberikan kontribusi pada pendanaan ini. Dengan adanya sumber dana tersebut, program ini semakin memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Norwegia dalam mewujudkan tujuan bersama dalam menangani perubahan iklim dan menjaga lingkungan.

Pemberian dana ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya aksi-aksi konkret dalam menjaga hutan, mengurangi emisi, dan memperkuat ketahanan lingkungan. Menhut berharap bahwa program ini dapat menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Indonesia untuk berkontribusi pada upaya menjaga bumi. Ke depannya, diharapkan lebih banyak individu dan kelompok masyarakat yang terlibat dalam menjaga kelestarian alam melalui program ini.

Selain itu, Menteri Andreas Bjelland Eriksen juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menangani masalah perubahan iklim. Menurutnya, kerja sama yang kuat antara negara-negara seperti Indonesia dan Norwegia akan menjadi kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan bagi lingkungan. Dengan dukungan dana yang tepat, aksi nyata di tingkat masyarakat dapat mempercepat pencapaian tujuan global dalam pelestarian alam dan pengurangan emisi.

Dengan adanya Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan periode kedua ini, diharapkan dapat tercipta lebih banyak inovasi dan aksi-aksi yang dapat memperbaiki kondisi lingkungan, serta mempercepat pencapaian target-target keberlanjutan yang telah disepakati bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *